Perubahan Sosial Di Masyarakat (Hal. 76)
Perubahan Sosial di Masyarakat
Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan yang terjadi didalam masyarakat atau perubahan pada kebudayaan atau kebiasaan pada masyarakat dinamakan perubahan sosial budaya. Menurut Selo Soemardjan (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto, 1987:285), perubahan sosial yaitu segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut mempengaruhi sistem sosialnya. Sistem sosial tersebut mencakup nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok di masyarakat. Di masyarakat, terjadi berbagai macam perubahan sosial, yaitu:
Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan yang terjadi didalam masyarakat atau perubahan pada kebudayaan atau kebiasaan pada masyarakat dinamakan perubahan sosial budaya. Menurut Selo Soemardjan (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto, 1987:285), perubahan sosial yaitu segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut mempengaruhi sistem sosialnya. Sistem sosial tersebut mencakup nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok di masyarakat. Di masyarakat, terjadi berbagai macam perubahan sosial, yaitu:
1. Perubahan Jumlah Penduduk
Beberapa puluh tahun yang kemudian julah penduduk di desaku tidak sebanyak ibarat dikala ini. Jaman dahulu, sepasang suami istri memiliki anak yang lebih dari dua, misalnya lima, atau enam bahkan lebih. Dengan adanya kegiatan Kelurga Berencana (KB), dikala ini sepasang suami istri hanya memiliki 2 orang anak. Selain dipengaruhi oleh kelahiran perubahan jumlah penduduk di lingkungan juga disebabkan oleh adanya kematian dan juga perpindahan penduduk. Banyak masyarakat yang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan tetapi juga sebaliknya banyak penduduk yang dari kota berpindah ke desa.
2. Perubahan Kualitas Penduduk
Masyarakat pada beberapa puluh tahun yang lampau hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah saja, namun kini masyarakat telah banyak yang menempuh pendidikan sampai Perguruan Tinggi. Apalagi kini ada Wajar 9 Tahun (wajib berguru 9 tahun) yang mengharuskan warga masyarakat minimal lulus sekolah menengah pertama (SMP). Bagi yang tidak sanggup melanjutkan ke SMP juga sanggup menempuh jalur pendidikan Paket B yang setara dengan SMP. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki semakin bertambah, hal ini sebagai selesai faktual dengan terjadinya perubahan.
Selain memperlihatkan dampak faktual bagi kualitas penduduk, perubahan sosial juga menyebabkan dampak negatif yang berupa penurunan moral yang dimiliki oleh masyarakat. Penurunan moral ini sering terjadi pada anak muda, hal ini sanggup dilihat pada perilaku yang kurang sopan dalam masyarakat. Misalnya dikala jalan/lewat di depan warga masyarakat tanpa memberi salam, berbicara yang kurang sopan kepada orang lain. Selain itu, banyak juga masyarakat yang tidak mentaati peraturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Misalnya wacana peraturan kemudian lintas.
3. Perubahan Sistem Pemerintahan
Perubahan sistem pemerintahan yang terjadi dalam negara, juga memiliki imbas bagi pemerintahan suatu dusun. Beberapa puluh tahun yang kemudian pemerintahan dibawah rezim orde baru dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sejak tahun 1998 kita berganti kurun menjadi kurun reformasi yang masih berlangsung sampai dengan dikala ini.
Dengan perubahan kurun pemerintahan berubah pula dalam pengambilan keputusan, Misalnya dalam pemilihan presdien dan wakil presiden dikala ini menggunakan sistem langsung. Rakyat sanggup memilih presiden dan wakil presiden tanpa melalui perwakilan di DPR. Kepala tempat juga dipilih secara pribadi melalui Pemilukada.
4. Perubahan Mata Pencaharian
Perkembangan teknologi menghipnotis perubahan mata pencaharian masyarakat. Dahulu, Mata pencaharian penduduk di lingkungan masyarakat sebagian besar yaitu sebagai petani, namun dengan berjalannya waktu dan berkembangnya pengetahuan yang mereka miliki, dikala ini banyak yang menjadi pegawai negeri, karyawan suatu perusahaan, dan juga ada yang pergi merantau bekerja ditempat lain.
Kegiatan bertani mulai ditinggalkan oleh masyarakat, banyak yang pergi merantau ke kota besar dan bekerja di sektor industri ibarat yang terjadi di Bali. Sebagian besar jenis mata pencaharian masyarakat Bali yaitu bertani disawah. Namun mata pencaharian pokok tersebut mulai bergeser pada jenis mata pencaharian non-pertanian. Pergeseran ini terjadi karena bahwa pada dikala kini dengan berkembangnya industri pariwisata di tempat Bali, sebagian masyarakat menganggap bertani bukan lagi sebagaisektor utama dalam mata pencahariannya. Sehingga kebanyakan orang menjual lahannya untuk industri pariwisata yang dirasakan lebih besar dan lebih cepat dinikmati. Budaya agraris di Bali memang masih ada namun hanya di daerah-daerah pedesaan saja, itupun sebagian sudah dipengaruhi oleh teknologi.
5. Perubahan Gaya Hidup
Seiring dengan perkembangan jaman, gaya hidup masyarakat pun berubah. Saat ini gaya hidup konsumtif sudah menjangkit sampai di lingkungan pedesaan. Warga masyarakat memiliki harapan untuk berbelanja yang tinggi. Contoh perilaku konsumtif masyarakat sanggup dilihat misalnya pada gaya berpakaian. Setiap hari selalu ada model pakain baru yang ditawarkan baik di toko maupun di pasar. Warga masyarakat yang merasa sanggup tentunya tidak ingin ketinggalan. Selain itu, dengan adanya perubahan sosial, masyarakat memiliki pandangan bahwa produk dari luar negeri lebih baik dari pada produk dari dalam negeri.
6. Perubahan karena Adanya Teknologi
Jaman dahulu para petani masih menggunakan proteksi tenaga hewan dalam mengerjakan/membajak sawahnya dan juga dibantu oleh tetangga dalam menanam padi atau flora lainnya. Namun dikala ini, dengan berkembangnya teknologi, para petani telah menggunakan traktor dalam membajak sawah dan juga sudah menggunakan mesin perontok padi untuk mengolah hasil panenannya.
Dalam bidang pertukangan juga mengalami perubahan, penggunaan alat pertukangan yang menggunakan sumber tenaga listrik sudah banyak ditemukan di desa-desa. Saat ini sudah sangat jarang tukang kayu yang menggunakan alat pertukangan tradisional ibarat pada jaman dahulu. Perkembangan teknologi telah merubah cara membuat perabot rumah tangga dan meubelair.
Selain teknologi dalam bidang pertanian, teknologi yang berkaitan dengan komunikasi pun berkembang pesat. Dahulu, apabila ingin berkomunikasi jarak jauh memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi, alat komunikasi dikala ini sudah canggih. Misalnya melalui telepon seluler yang dikala ini satu orang tidak hanya memiliki satu alat komunikasi tersebut. Bahkan, kini anak usia cukup umur bahkan yang masih belum cukup umur sekalipun telah mengenal apa itu facebook, email, twitter, dan lain sebagainya.
Contoh Perubahan Sosial di Masyarakat
Berikut yaitu pola perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.
1. Penampilan (Pakaian dan Gaya Rambut)
Perubahan mode pakaian pada masyarakat sanggup saja terjadi. Dahulu semua masyarakat menggunakan pakaian susila khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi animo di tempat itu. Seperti contoh, kini yaitu jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian susila mereka dan tetap menggunakannya dalam kegiatan tertentu. Seperti pakaian susila Bali yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa harus mengikuti animo tersebut jikalau tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar yaitu model rambut ‘punk’ yang membuat banyak cukup umur mengikuti model rambut dan gaya hidup orang dengan model rambut tersebut.
2. Pertanian
Berikut ini pola perubahan sosial budaya bidang pertanian:
Contoh perubahan sosial dibidang ekonomi:
Kesenian sanggup saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian gila dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih sanggup bertahan sampai sekarang.
5. Industri
Berikut perubahan sosial di bidang industri:
Indonesia memiliki berbagai bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di tempat tersebut.
7. Pendidikan
Contoh perubahan sosial di bidang pendidikan:
Contoh Perubahan Sosial di Masyarakat
Berikut yaitu pola perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.
1. Penampilan (Pakaian dan Gaya Rambut)
Perubahan mode pakaian pada masyarakat sanggup saja terjadi. Dahulu semua masyarakat menggunakan pakaian susila khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi animo di tempat itu. Seperti contoh, kini yaitu jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian susila mereka dan tetap menggunakannya dalam kegiatan tertentu. Seperti pakaian susila Bali yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa harus mengikuti animo tersebut jikalau tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar yaitu model rambut ‘punk’ yang membuat banyak cukup umur mengikuti model rambut dan gaya hidup orang dengan model rambut tersebut.
2. Pertanian
Berikut ini pola perubahan sosial budaya bidang pertanian:
- Masyarakat lebih menyukai produk pertanian dari swalayan. Masyarakat lebih suka produk pertanian dari swalayan. Mereka menganggap bahwa kualitas produk dari swalayan itu lebih baik. Walaupun kondisinya sudah tidak segar lagi dan harganya lebih mahal. Sehingga produk hasil petani lokal kurang laku di pasar.
- Masyarakat lebih suka produk pertanian impor. Seperti biasa, masyarakat memang lebih suka produk impor karena dianggap kualitasnya lebih anggun dan harganya lebih murah. Walaupun produk pertanian impor entah diapakan terlebih dahulu supaya sanggup bertahan lama. Sekali lagi, petani lokal dirugikan.
- Petani gemar menjual lahan pertaniannya. Karena produk pertaniannya kurang laku ditambah dengan harga pupuk serta resiko gagal panen yang tinggi membuat petani terpaksa menjual lahan pertaniannya.
- Banyak petani beralih profesi. Banyak petani yang lebih memilih beralih profesi menjadi tenaga kerja di suatu industri. Walaupun penghasilan yang didapat tidak seberapa. Namun akhirnya lebih pasti dibandingkan dikala menjadi petani.
- Perkembangan pada teknik pengolahan pertanian. Petani yang berasal dari lulusan fakultas pertanian pun bermunculan. Petani ini lebih pintar wacana cara pengolahan sampai pendistribusiannya. Hasilnya, produk pertanian di negeri ini kualitasnya tidak kalah dengan produk pertanian dari luar negeri atau impor.
Contoh perubahan sosial dibidang ekonomi:
- Gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif yaitu fenomena yang terjadi di jaman sekarang. Penyebab utamanya yaitu rasa gengsi di masyarakat dan harapan akan mengikuti sebuah trend. Salah satu misalnya yang fenomenal yaitu fenomena mengganti smartphone baru dan makan-makanan yang mewah. Itu disebabkan karena mereka merasa gengsi dan tergiur dengan diskon yang tidak biasa terjadi. Akibatnya, kemiskinan semakin merajalela selesai sifat boros ini.
- Menyukai produk luar negeri. Sejak bangsa kita dijajah, kita mulai ‘dihipnotis’ oleh mereka supaya kita menganggap bahwa produknya lebih baik daripada produk dalam negeri. Hal ini membuat kita selalu memilih produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri. Apalagi dengan masuknya budaya gila dengan mudah ke Indonesia, kecintaan masyarakat akan produk luar negeri semakin meningkat. Masyarakat lebih memilih berlibur ke Singapura ketimbang ke Bali.
- Korupsi. Sifat manusia yang tidak pernah puas dan cenderung lebih memikirkan dirinya sendiri menghasilkan budaya korupsi. Budaya ini tentu saja sangat merugikan negara. Seharusnya uang tersebut digunakan untuk membangun sarana yang baik untuk rakyat, malah digunakan untuk memenuhi rasa kerakusan para pejabat.
- Berutang. Kebiasaan berutang dan mencicil sudah mulai tumbuh sejak ada gaya hidup boros. Mereka menjadi suka berutang untuk membeli kebutuhan pokok. Sementara untuk memenuhi keinginannya (bukan kebutuhan) yang mahal, mereka mencicilnya.
- Kesadaran menabung meningkat. Kesadaran untuk menabung semakin meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan bunga deposito yang semakin tinggi dan berbagai penawaran menarik dari bank. Selain itu, kesadaran untuk berasuransi juga meningkat.
Kesenian sanggup saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian gila dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih sanggup bertahan sampai sekarang.
5. Industri
Berikut perubahan sosial di bidang industri:
- Urbanisasi. Karena industri dikatakan sebagai sebuah kemajuan dan itu berada di tempat perkotaan. Maka banyak masyarakat desa berbondong-bondong ke kota untuk mencari kehidupan yang ‘katanya’ lebih layak. Meskipun tidak semuanya beruntung karena tidak semua industri memerlukan banyak tenaga kerja.
- Persaingan Pendidikan. Karena industri memerlukan tenaga kerja yang sedikit. Persaingan untuk merebut pekerjaan menjadi meningkat. Mereka berupaya untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin untuk sanggup bekerja di tempat yang mereka idamkan.
- Ketimpangan Antara Desa dan Kota. Karena urbanisasi, banyak warga desa yang meninggalkan pekerjaannya sebelumnya yaitu bertani. Itu membuat adanya ketimpangan antara agrikultural dengan industri.
- Gaya Hidup. Gaya hidup yang berkembang selesai industri berkembang yaitu gaya hidup praktis. Semuanya ingin supaya serpa simpel dan cepat. Sehingga banyak orang menjadi malas dalam melakukan sesuatu.
- Kemajuan di Berbagai Bidang. Industri yang berkembang membuat kemajuan di berbagai bidang. Termasuk bidang tekstil, pertambangan, ilmu kimia, pangan, perumahan, transportasi, dll.
Indonesia memiliki berbagai bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di tempat tersebut.
7. Pendidikan
Contoh perubahan sosial di bidang pendidikan:
- Cara mengajar berubah seiring perkembangan jaman. Berbagai penelitian telah dilakukan terutama dalam bidang psikologi pada peserta didik. Tentu saja mereka menginginkan cara mengajar yang lebih baik sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, perkembangan teknologi juga semakin memajukan cara mengajar. Seperti penggunaan proyektor dalam mengajar.
- Cara guru mereka mengajar. Dahulu, guru memperlakukan muridnya dengan sangat bernafsu sampai ada yang sampai terluka. Namun, dikala ini telah ada undang-undang proteksi anak. Sehingga guru jaman kini tidak sanggup melakukan muridnya dengan kasar.
- Metode berguru berubah menjadi lebih modern. Seperti penggunaan laptop dan tablet PC. Di sekolah pun sering disediakan WiFi untuk mempermudah siswa untuk mengakses internet dan mencari sumber belajar.
- Cara mengerjakan tugas, dahulu siswa mengerjakan peran dengan cara pergi ke perpustakaan kemudian meneliti seluruh isi buku kemudian menuliskan tugasnya dalam secarik kertas. Sekarang sangat berbeda: cari di internet, salin, cetak, selesai.
- Perubahan kurikulum adalah perubahan terbesar di bidang pendidikan. Kurikulum mencakup cara belajar, cara mengajar, dan apa yang diajarkan. Ketika kurikulum berubah, guru dan siswa harus menyesuaikan segalanya dan seringkali itu sulit.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/
Posting Komentar untuk "Perubahan Sosial Di Masyarakat (Hal. 76)"