Sistem Irigasi Subak (Halaman 69)
Sistem Irigasi Subak
Subak merupakan sekumpulan petani di Bali yang mengelola sistem irigasi yang ada di sebuah daerah persawahan. Kawasan persawahan itu biasanya dibatasi oleh kenampakan alam mirip sungai, jurang, atau kenampakan lain yang terperinci terlihat. Satu kelompok subak biasanya memiliki satu sumber air yang mengalir ke sebuah sungai yang melewati atau berada dekat dengan persawahannya. Para anggota kelompok subak menggunakan sistem gotong royong dan saling bantu dengan cara “meminjam air”, bukan utang piutang. Dengan demikian, setiap anggota harus bertanggung jawab terhadap penggunaan air juga terhadap petani lain sesama anggota Subak.
Sistem irigasi subak dipimpin oleh seorang pengatur yang disebut pekaseh atau klean subak. Para pekaseh bekerja sama dengan para kepala desa dan perangkat desa dalam menjalankan tugasnya. Para pekaseh ini diangkat oleh petani, bukan oleh perangkat desa. Mereka mengatur dan memberitahukan ketersediaan air pada areal persawahan kelompoknya. Apabila kekurangan air, sistem pinjam air dijalankan biar semua petani menerima air yang cukup untuk sawahnya.
Sistem irigasi subak dibangun oleh masyarakat Bali sejak beratus tahun lalu sebagai bentuk kemandirian masyarakat dalam mengatasi problem air irigasi. Semua problem pertanian dibahas secara musyawarah dan perencanaan yang baik. Termasuk di dalamnya membahas planning pengairan, cara menjaga kualitas air, jumlah air yang akan dialirkan, dan waktu pengairan, termasuk siapa saja yang akan melakukannya. Subak tidak hanya memperhatikan sistem irigasi, tetapi juga memperhatikan asas kerja sama dan keadilan dengan menggunakan sistem meminjam air kepada anggotanya. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika pada tahun 2012, subak diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Pengakuan ini menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
Sistem irigasi subak dipimpin oleh seorang pengatur yang disebut pekaseh atau klean subak. Para pekaseh bekerja sama dengan para kepala desa dan perangkat desa dalam menjalankan tugasnya. Para pekaseh ini diangkat oleh petani, bukan oleh perangkat desa. Mereka mengatur dan memberitahukan ketersediaan air pada areal persawahan kelompoknya. Apabila kekurangan air, sistem pinjam air dijalankan biar semua petani menerima air yang cukup untuk sawahnya.
Sistem irigasi subak dibangun oleh masyarakat Bali sejak beratus tahun lalu sebagai bentuk kemandirian masyarakat dalam mengatasi problem air irigasi. Semua problem pertanian dibahas secara musyawarah dan perencanaan yang baik. Termasuk di dalamnya membahas planning pengairan, cara menjaga kualitas air, jumlah air yang akan dialirkan, dan waktu pengairan, termasuk siapa saja yang akan melakukannya. Subak tidak hanya memperhatikan sistem irigasi, tetapi juga memperhatikan asas kerja sama dan keadilan dengan menggunakan sistem meminjam air kepada anggotanya. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika pada tahun 2012, subak diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Pengakuan ini menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
Sumber: www.permateta.tp.ugm.ac.id
Sumber gambar: www.bali-bike.kompas.com
---
Berdasarkan bacaan di atas, lakukanlan kegiatan berikut.
1. Tentukan pokok pikiran dan informasi penting dari bacaan dengan menggunakan tabel mirip referensi di bawah ini.
1. Tentukan pokok pikiran dan informasi penting dari bacaan dengan menggunakan tabel mirip referensi di bawah ini.
2. Buatlah ringkasan berdasarkan bacaan tersebut. Dengan menggunakan tabel yang berisi pokok pikiran dan informasi penting tersebut, buatlah sebuah ringkasan. Tuliskan ringkasanmu dalam satu paragraf dengan menggunakan kalimatmu sendiri. Perhatikan tanda baca, penggunaan huruf kapital yang tepat, dan penggunaan kata-kata baku dalam kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar. Buatlah mirip referensi berikut.
3. Bersama dengan kelompokmu, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Jawablah di buku catatanmu. Setelah itu, presentasikan hasil diskusimu.
a. Apakah tujuan dibentuknya subak?
b. Apa saja manfaat yang diperoleh para petani dari sistem irigasi subak di Bali?
c. Apa sajakah kiprah pekaseh?
d. Bagaimana cara anggota kelompok subak di Bali dalam mengambil keputusan?
e. Apa yang mengakibatkan sistem subak berhasil meraih perhatian dunia?
f. Jelaskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang didapatkan dari sistem irigasi subak di Bali.
a. Apakah tujuan dibentuknya subak?
b. Apa saja manfaat yang diperoleh para petani dari sistem irigasi subak di Bali?
c. Apa sajakah kiprah pekaseh?
d. Bagaimana cara anggota kelompok subak di Bali dalam mengambil keputusan?
e. Apa yang mengakibatkan sistem subak berhasil meraih perhatian dunia?
f. Jelaskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang didapatkan dari sistem irigasi subak di Bali.
Jawab:
a. Tujuan yaitu untuk mengatasi problem air irigasi.
b. Manfaat subak :
b. Manfaat subak :
- Petani menerima air yang cukup untuk sawahnya,
- Melatih petani setiap bertanggung jawab terhadap penggunaan air, cara menjaga kualitas air, jumlah air yang akan dialirkan, dan waktu pengairan.
c. Peran pekaseh: bekerja sama dengan para kepala desa dan perangkat desa dalam mengatur dan memberitahukan ketersediaan air pada areal persawahan kelompoknya.
d. Semua keputusan dalam subak dibahas secara musyawarah dan perencanaan yang baik.
e. Subak berhasil meraih perhatian dunia sebab yaitu tidak hanya memperhatikan sistem irigasi, tetapi juga memperhatikan asas kerja sama dan keadilan dengan menggunakan sistem meminjam air kepada anggotanya.
f. Nilai persatuan dan kesatuan dalam sistem subak antara lain :
- Pembagian air dilakukan dengan musyawarah;
- Pembagian air dilakukan dengan adil dan tidak ada yang diuntung atau dirugikan;
- Pelaksanaan pembagian air mereka bekerja-sama satu dengan yang lain, dan
- Saling pinjam meminjam air irigasi antara satu dengan yang lain, antara subak satu dengan subak yang lain.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/
Posting Komentar untuk "Sistem Irigasi Subak (Halaman 69)"