Guru Sd Kesulitan Terapkan Kurikulum 2019 (K-13)
Kurikulum 2019 memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun ternyata dalam pelaksanaan sistem kurikulum 2019 masih dirasa sulit oleh para guru. Kurangnya persiapan dalam peluncuran sistem kurikulum 2019 di setiap jenjang diantaranya yaitu, pelatihan yang terkesan tergesa-gesa ditambah materi pembelajaran yang kurang lengkap menjadi salah satu faktor utama dalam kesulitan penerapan sistem Kurikulum 2019 (K-13).
Kesulitan implementasi K-13 disinyalir karena persiapan yang kurang di tingkat pusat hingga daerah. Contohnya buku panduan yang sama sekali belum rata diterima oleh sekolah, ditambah dengan kurangnya pelatihan yang diperuntukkan bagi guru.
Pasalnya, dalam kurikulum gres itu berisi materi berguru yang kedepankan kreatifitas dan inovasi peserta didik. Sistem itu tak hanya berguru satu pelajaran saja, tapi tergabung beberapa pelajaran yang dihubungkan dengan aktifitas sehari-hari.
Kendati telah gelar pelatihan terhadap sejumlah guru, hal itu tak akan efektif jikalau tak dilakukan penilaian terhadap guru pengajar. Bisa saja penerapan tak sesuai dengan sistem K-13. Pelatihan terhadap guru tak sanggup dilakukan dalam jangka waktu sepekan, karena banyak hal yang berubah dari KTSP 2006 ke K-13 harus dilakukan secara berkelanjutan.
Disamping itu, diperkirakan dengan bergantinya pemerintahan, sanggup saja sistem pendidikan di Indonesia berganti lagi sesuai kebijakan menteri pendidikan baru.
Sebagian besar SD masih belum sanggup menerapkan metode yang baru. Masih banyak dijumpai guru mengajar dengan metode lama.
Berikut ini merupakan ungkapan dari seorang Guru yang berpendapat terhadap penerapan sistem kurikulum 2019 (K-13) "Kebetulan sekolah yang saya damping berada di pelosok, bahkan untuk mengajak guru menggunakan metode gres dikala ini masih sulit," ungkapnya.
Ungkapan Para Orang Tua Siswa
Ungkapan dari salah satu orang renta siswa "Saya tidak paham dikala anak saya bertanya , sedangkan LKS sudah tidak ada, bagaimana saya mengajarkan? ""Dan masing-masing memiliki potensi yang dimiliki sejak lahir, dan itu digali melalui pendidikan," ujarnya. Menurutnya, yang diharapkan dengan metode gres dalam kurikulum 2019 ini yaitu guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa.
”Jika metode baik, guru-guru pun sanggup mengajar dengan teknik yang baik. Karena itu pula, pihaknya akan berfokus pada penilaian metode kurikulum tersebut.
Ada praktek dan program lain yang diberikan biar siswa sanggup memahami mata pelajaran, ini yang sulit diterapkan,” tuturnya.
Selain itu juga, penerapan Kurikulum 2019 yang menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu pun banyak menghilangkan beberapa mata pelajaran lain. Dan juga melestarikan bahas tempat yang ada. Dan karena itu pula beberapa guru mata pelajaran Bahasa Sunda itu terpaksa mengurangi jam mengajar untuk mengantikan mata pelajaran lain.
Maka dari itu kami harap penilaian kementerian ini sanggup secepatnya dilakukan.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/
![]() |
Guru SD Kesulitan Terapkan Kurikulum 2019 (K-13) |
Kesulitan implementasi K-13 disinyalir karena persiapan yang kurang di tingkat pusat hingga daerah. Contohnya buku panduan yang sama sekali belum rata diterima oleh sekolah, ditambah dengan kurangnya pelatihan yang diperuntukkan bagi guru.
Pasalnya, dalam kurikulum gres itu berisi materi berguru yang kedepankan kreatifitas dan inovasi peserta didik. Sistem itu tak hanya berguru satu pelajaran saja, tapi tergabung beberapa pelajaran yang dihubungkan dengan aktifitas sehari-hari.
Kendati telah gelar pelatihan terhadap sejumlah guru, hal itu tak akan efektif jikalau tak dilakukan penilaian terhadap guru pengajar. Bisa saja penerapan tak sesuai dengan sistem K-13. Pelatihan terhadap guru tak sanggup dilakukan dalam jangka waktu sepekan, karena banyak hal yang berubah dari KTSP 2006 ke K-13 harus dilakukan secara berkelanjutan.
Disamping itu, diperkirakan dengan bergantinya pemerintahan, sanggup saja sistem pendidikan di Indonesia berganti lagi sesuai kebijakan menteri pendidikan baru.
Guru SD Kesulitan Terapkan Sistem Kurikulum 2019 (K-13)
Sebagian besar Guru SD merasa harus bekerja ekstra dan itu memang benar adanya. Karena para guru harus sanggup menerapkan kurikulum dengan metode gres terhadap siswa-siswanya sesuai karakter masing-masing anak didik.Sebagian besar SD masih belum sanggup menerapkan metode yang baru. Masih banyak dijumpai guru mengajar dengan metode lama.
Berikut ini merupakan ungkapan dari seorang Guru yang berpendapat terhadap penerapan sistem kurikulum 2019 (K-13) "Kebetulan sekolah yang saya damping berada di pelosok, bahkan untuk mengajak guru menggunakan metode gres dikala ini masih sulit," ungkapnya.
Kesulitan Dalam Penilaian (K-13)
Karena adanya perbedaan sistem penilaian Kurikulum 2019 dirasa lebih rumit dibandingkan dengan penilaian pada KTSP tahun 2006, para guru tentunya kesulitan terkait cara memperlihatkan penilaian murid. Oleh karena itu, murid belum sanggup aktif berperan mirip yang diarahkan kurikulum 2019. Masih dirasa rumit oleh para guru,"Kesulitan Orang Tua Murid terhadap Sistem Kurikulum 2019 (K-13)
Kesulitan juga dirasa oleh para orang renta murid. Salah satu orang renta murid bernama Diah (37) mengeluh, dirinya sering kesulitan dikala anaknya, Diana yang masih duduk di kelas 5 SD mendapatkan kiprah atau PR.Ungkapan Para Orang Tua Siswa
Ungkapan dari salah satu orang renta siswa "Saya tidak paham dikala anak saya bertanya , sedangkan LKS sudah tidak ada, bagaimana saya mengajarkan? ""Dan masing-masing memiliki potensi yang dimiliki sejak lahir, dan itu digali melalui pendidikan," ujarnya. Menurutnya, yang diharapkan dengan metode gres dalam kurikulum 2019 ini yaitu guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa.
Kurikulum 2019 Segera dievaluasi
Evaluasinya karena keluhan dan penerapan di sekolah yang sangat sulit. Artinya, kurikulum itu dinilai tidak sanggup menyebarkan karekter siswa.”Jika metode baik, guru-guru pun sanggup mengajar dengan teknik yang baik. Karena itu pula, pihaknya akan berfokus pada penilaian metode kurikulum tersebut.
Ada praktek dan program lain yang diberikan biar siswa sanggup memahami mata pelajaran, ini yang sulit diterapkan,” tuturnya.
Selain itu juga, penerapan Kurikulum 2019 yang menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu pun banyak menghilangkan beberapa mata pelajaran lain. Dan juga melestarikan bahas tempat yang ada. Dan karena itu pula beberapa guru mata pelajaran Bahasa Sunda itu terpaksa mengurangi jam mengajar untuk mengantikan mata pelajaran lain.
Maka dari itu kami harap penilaian kementerian ini sanggup secepatnya dilakukan.
Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/
Posting Komentar untuk "Guru Sd Kesulitan Terapkan Kurikulum 2019 (K-13)"